here |
Selalu terlintas dalam pikiranku
mengapa tak banyak kata yang kau lontarkan untukku. Selalu aku yang memulai
pembicaraan kita. Hanya sesekali ku dengar kau berbicara panjang lebar dan kemudian mengatupkan bibir
saat kau tahu aku memperhatikanmu. Jangan
menatapku lama. Itu membuatku gugup. Jawabanmu terdengar lucu saat
kutanyakan perihal itu. Kau ini ada-ada saja. Tapi kini aku terbiasa dengan
diammu. Aku lebih menyukai saat-saat
dimana rongga dadaku menghangat ketika melihat
bibirmu tersenyum simpul. Malu-malu. Itu membuatku ingin selalu
mendekapmu agar kau tahu bagaimana senyummu bisa menghadirkan perasaan hangat menyusupi
rongga dadaku.
Note: Terinspirasi dari kisah teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar