Tubusss

Jumat, 28 November 2014

Monologue

Bagaimana bisa kau jauh cinta pada seseorang hanya dengan terus-terusan memandanginya dari belakang? seseorang  yang selalu berjalan memunggungimu?

"Ku lihat kau sedang senang".
"Iya".
"Jangan katakan kau menyukainya".
"Maksudmu?"
"Lelaki yang selalu kau pandangi punggungnya. Kau menyukainya bukan?".
"Ya. Ku pikir seperti itu".
"Kau sungguh-sungguh menyukainya?".
"Ya.. sepertinya".
"Apa yang membuatmu dapat menyukainya. Lelaki itu biasa saja".
"Entahlah. Setiap ku tahu dia di dekatku, napasku tercekat. Aku gugup". .
"Hey ayolah. Jangan melankolis. Bukannya kau selalu gugup dengan orang baru?".
"Bukan begitu. Aku menyukai kehadirannya yang mampu membuat gemuruh kecil di dadaku. Ku pikir aku sedang jatuh cinta".
"Jatuh cinta katamu?. Jangan bercanda. Bagaimana bisa kau jatuh cinta pada seseorang yang selalu berjalan memunggungimu?".
"Iya. Walau pun hanya melihatnya dari belakang tapi itu benar-benar membuatku senang. Aku menyukai punggung kecilnya. Tengkuknya yang kaku. Langkahnya yang acuh. Pernah tiga-empat kali Ia mengajakku bicara. Tapi hanya ku timpali singkat. Aku merasa terlampau senang hingga membuatku gugup berbicara dengannya".
"Kuingatkan jangan menyusup terlalu jauh. Sederhanakan perasaanmu".
"Mengapa? perasaanku nantinya mungkin lebih dari ini".
"Jangan. Atau kau akan merasakan sakit nantinya".
"Sakit?".
"Iya. Ku sarankan agar kau jangan terlalu berharap. Biarkan perasaanmu seperti itu saja. Jangan menambahnya, Jangan menjadikannya lebih kuat agar dapat  memberimu alasan  untuk jatuh cinta".
"Tapi...".
"Jangan membantah. Turuti saja kataku".
"Baiklah. Tapi aku akan tetap melakukan hal seperti biasanya. Memandanginya dari belakang",
"Terserah kau saja. Asalkan jangan jatuh cinta".
"Oke. Akan ku coba".

add a caption
here

Selasa, 11 November 2014

Aku bahagia :)

Alasan mengapa lagu dapat menjadi alarm kenangan bagi seseorang adalah karena ia pernah dikelilingi oleh orang-orang terkasih di saat (boomingnya lagu) itu. 

Ya. Saya selalu teringat kalian dan merasa sangat ingin berkumpul kembali ketika mendengar lagu-lagu lama yang dulu sering kita nyanyikan. Apa kabar kalian? Semoga senantiasa dalam lindunganNya. Aamiin. Belajarlah yang rajin, seperti janji kita dulu, kita akan berkumpul kembali setelah melewati masa ini. Langkah yang ditempuh setelah tamat dari sekolahan ternyata tak semudah yang kita pikirkan. Berada pada situasi sulit dan tak jarang harus mengatasinya sendirian, repot sekali. Tapi dari situ saya mengerti, hidup bukan hanya tentang bahagia, ada perjuangan dibaliknya.
Hampir memasuki tahun ke-3 setelah kita dipisahkan dari bangku sekolah. Tentu saja kita tidak benar-benar terpisah. Zaman sudah semakin canggih. Banyak  yang dapat menghubungkan kita dari jarak jauh tanpa harus bertatap langsung. Bagaimana teman kalian di luar sana? Di sini saya punya teman-teman yang baik. Tak kalah gokilnya dari kalian. :) Ah rasanya tak sabar menyelesaikan kesibukan ini. 
Biar punya waktu untuk bertemu dengan kalian. Apapun langkah kalian saat ini, keep Ganbatte. Selalulah munculkan niat untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. ^_^

 Saya mengutip lirik lagu Sherina buat kalian.
Walau makan susah, walau hidup susah, walau tuk senyum pun susah. Rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan. Aku bahagia :')

Ceritanya Exacter Lovers. Tapi nggak dapat pict.nya. Maaf ya :D

Minggu, 02 November 2014

2nd years with Blubii, Yeah.

Happy anniversary Blubii.. My superhero.
Udah temenin aku panas-panasan. Hujan-hujanan. Ke sana-ke mari ngurus kuliah.
Kadang aku cuekin, biarain cumala'. Tunda-tunda bawa ke tempat service.
Pernah juga kita sama-sama terhempas keras dan hampir mati.Tapi kita memang kuat, Blu. Tuhan memberi kita kesempatan hidup dan bersama lagi. Sekarang tubuhmu terluka sana-sini karenaku.
But, you are my treasure. Bisa apa aku tanpa kamu, Blu??
Aku udah terlanjur bergantung sama kamu.
Blubiii, makasih 2 tahunnya. Keep calm and long life with me.

Motorcycle

Jumat, 10 Oktober 2014

Happy B'day Honey

Dear my treasure,
Hari ini tanggal 10 Oktober. Harusnya ku ucapkan selamat ulang tahun padamu 2 hari yang lalu. Tapi penyakit lupaku kambuh. Apa kabarmu di sana?. Terkadang aku benci dengan keadaan ini. Jarak yang terlampau jauh benar-benar membuatku terkungkung dengan rasa rindu. Adakah kau juga merasa begitu?

Tanpa kau di sini rasanya sepi. Tak ada lagi suara petikan gitarmu yang bisa ku dengar langsung. Tak ada lagi kau yang selalu menggodaku dengan lagu-lagu romantismu. Lagu-lagu yang  bisa membuatku luluh lantak. Ah, kedengarannya dramatis sekali bukan? tapi ya begitulah kenyataannya. "Biarkan aku menjadikanmu inspirasi dari setiap lagu-laguku". Bisikmu saat itu membuatku hampir mimisan.

Akhir-akhir ini aku sering merasa mencium aroma tubuhmu. Aroma yang selalu membuatku merasa bergairah. Bersemangat. Mungkin halusinasiku saja karena terlalu rindu. Hei, jangan menyiksaku. Pulanglah cepat sebelum bara rindu ini meluap lebih besar dan menghanguskanku. 
Selamat ulang tahun untukmu yang selalu bisa menginspirasiku. like always, be awesome. be amazing.

dari perempuanmu yang tak pernah berhenti merinduimu. Salam peluk cium.

 

Ngomong-ngomong, aku melihat banyak wanita menuliskan ucapan ulang tahun untukmu di sosial media. Aku cemburu. Kau harus segera pulang menenangkanku!

Selasa, 19 Agustus 2014

I hate my self, now.

Well I don't know how to begin this post. I have many things to do and I'm confused because I can't control it one by one. Belakangan ini saya (sering) kesusahan untuk memulai sesuatu. Malas. Iya, saya selalu ingin bisa melakukan banyak hal namun belum sempat bergerak rasa malas sudah menguasai saya. Don't you know, I hate it. Saya benci karena penyakit ini muncul ketika saya punya banyak kegiatan, banyak hal yang harus diselesaikan. Ibarat ada batu besar yang menindih badan saya sampai-sampai saya kelelahan untuk menanggung beratnya. Tak berdaya

I hate my self  like I hate slacker. Seriously. Saya merasa benci ketika melihat orang yang malas. Berpangku tangan. Bagi saya mereka seperti orang yang tak tau diri. Tak tau berterima kasih.  Dan skarang saya merasa hampir seperti mereka. Oh my God. I'm so SORRY. 

Penyakit malas ini memasung saya. Seperti orang-orang di tv yang dipasung paksa. Lagi-lagi saya merasa tidak berdaya. 

Ibarat kucing piaraan orang kaya. Si kucing pemalas. Saya malas bergerak. Keenakan dimanja. Oh damn! Please, Save me.

I need something(one) that can boost my mood. Something(one) yang bisa memindahkan, menghilangkan atau bahkan menghancurkan batu besar yang membelenggu saya

 Something(one) yang  bisa melepaskan pasungan memuakkan ini.
 
 Something(one) yang tidak membuat saya menjadi seperti kucing pemalas. 

I need something(one) that can boost my mood. Something(one)that can be alarm for me. Like alarm beeps wakes me up from reassure sleep. Yeahh. I really really need it. Because I  have many things to do.  
 Untitled

Senin, 11 Agustus 2014

Comfort Zone

      Baru 2 pekan habis lebaran dan sekarang saya di sini datang lebih awal padahal masih ada sekitar hampir sebulan lagi perkuliahan baru dimulai. Hiks nasib perantauan. Well  kuliah bukan alasan utama saya datang secepat ini (karena keseringan di-PHP-in sama dosen yang bersangkutan menjadikan saya berniat untuk membolos “sekali saja”).
     Saat ini saya menamakan keluar dari zona nyaman. Out of Comfort-zone. Why? Karena di sini saya tidak (lagi) semau-maunya tidur berlama-lama sampai belasan jam. Tidak (lagi) sempat tongkrongin tv sampai bego. Tidak (lagi) makan masakan rumah buatan mama. Tidak (lagi) begadangin tv sampai subuh. Tidak (lagi) bisa godain Heru. Tidak (lagi) tidur di kamar sendiri yang ranjangnya luas dimana tiap sisinya bisa dijangkau oleh badan saya ketika banyak gaya saat tidur. Tidak (lagi) mencuci pakai mesin melainkan pakai tangan. Hiks.
     Saya ke sini tidaklah mudah. Sempat terjadi perang batin. Saya dihantui oleh banyak hal urusan kampus sedangkan saya masih ingin berlama-lama di rumah. Masih mau bermanja-manja. Tapi kemudian saya ingat salah satu postingan  bang Alit. Memang di rumah semuanya serba ada. Tidak perlu bersusah-susah. Ini itu mudah saja. Tidak perlu berpikir panjang akan kehabisan duit karena bisa minta langsung sama ayah-mama.
Segala kenyamanan ini mematikan semua harapan. Gue nggak punya masalah, gue nggak punya hal untuk diresahkan.

     Iya. Saya kemudian sadar bahwa semua kenyamanan ini mendilemakan saya. Membuat saya malas berusaha. Saya selalu menunda-nunda pekerjaan dan sulit untuk memulai melakukan sesuatu. Why? Karena saya merasa sudah puas dan tidak perlu berusaha. Oh Damn! I know and I hate it.

Sampai akhirnya gue tersadar kalo gue udah kejebak olehComfort-Zone. Zona nyaman itu memang seperti wanita jalang yang pandai merayu kita untuk berlama-lama dan bersenang-senang bersamanya, tanpa peduli sudah berapa lama waktu, tenaga dan biaya yang sudah kita curahkan untuknya. Dan akhirnya, tak terasa hidup kita sudah habis untuk hal yang sia-sia. 

      Dengan berat hati saya berusaha meyakinkan diri untuk balik ke sini. Mencoba menerima kenyataan terpisah dari hal-hal yang memanjakan saya dan berusaha merangkak menggerakkan badan, pikiran dan hati saya untuk keluar dari keadaan yang mematikan ini.
Ada banyak hal yang menantikan saya.
Ada banyak hal yang harus saya lakukan.
Ada banyak hal yang harus saya dapatkan.

Well here I’m. I have to move on. Do what I have to do and just be stronger, little fighter.
Fear Comfort Zones
here

Kamis, 31 Juli 2014

Selamat datang di tahun 19 mu

     Hy, sudahkah kau sapa umur baru mu? Ya, 19 tahun. Apa kabarmu di saat pertamamu tiba di umur ini. Setahuku banyak yang berubah. Berbaliklah ke tahun 18 mu. Oh tentu saja banyak hal yang telah terjadi.     Petualangan 18 mu sepertinya menyenangkan, bukan? Begitu banyak jika harus ku sebutkan satu-persatu. Oh iya kau seorang pelupa. Mungkin lebih baik ku tuliskan beberapa agar kau tidak terlupa.     
           Akan ku mulai dengan kuliah. Kata ini seperti sentilan nakal menurutku. Kau ingat ketika tugas-tugas kuliah membuat rambutmu hampir jarang tertata rapi? Aku tahu bukan hanya itu. Kau berangkat pagi ke kampus seperti anak sekolahan dan pulang ketika gelap. Sesampai di rumah banyak hal yang mesti kau tuntaskan. Tidak ketinggalan tugas-tugas kuliahmu yang menyita waktu tidur mu dan memberi bekas gelap di sekitar bawah matamu. Itu melelahkan sekali. Aku memahaminya.     
          Kau perempuan yang gigih seperti Ayahmu. Berusaha melakukan tugasmu dengan tangan sendiri. Mencium bau keringatmu yang bisa memompa semangat ketika rasa pesimis menghantui. Kemudian menikmatinya hasilnya dengan sangat puas. Aku suka itu. Tapi jangan sampai kau menjadi orang yang serakah. Jangan terlalu mengabaikan sekitarmu. Oh aku tahu. Kau memang sulit percaya dengan orang yang telah membuatmu kecewa. Okkay, aku mengerti tapi lihatlah dirimu beberapa pekan menjelang umur baru mu ini. Kau pesimis. Takut akan sesuatu. Dan aku tahu hatimu telah dilukai.  Kau tahu dirimu sendiri dan membiarkannya terbelenggu oleh rasa takut itu. Hey ayolah. Kau harus kembali menjadi perempuan gigih seperti sebelumnya. Jangan terlalu lama meratapi. Melihatlah keluar. Ada banyak hal yang perlu kau lakukan. Mana mimpi-mimpi yang pernah kau untai dulu?   
            Bukankah kau ingin mengunjungi Edensor? Di Singapore, kau ingin berbelanja puas di sana bukan? Dan tentu saja kau sangat ingin ke Jepang. Kau bahkan telah mempelajari beberapa hal  tentang kehidupan di sana. Berlatih lagilah mengucapkan kalimat sehari-harinya seperti dulu.
Kau ingin lebih rajin menulis. Lakukanlah, itu sangat baik untuk kesehatan psikologismu.
Berat badanmu naik 2 kilo di tahun kemarin. Tak apalah, perlahan tapi pasti saja.
List dream yang belum ada. Bukankah sudah kau targetkan? Harus kau lakukan biar kau punya mood booster jika sedang pesimis.
Rumah. Tentu kau punya bayangan sendiri dengan kata yang satu ini. Lakukanlah dengan baik rencanamu.     
            Apa lagi yang belum ku ingatkan padamu. Oh yah kau punya pengalaman buruk kemarin. Kau telah menggunakan 2 nyawa. Ketika merasakan sambaran petir dan incident kecelakaan motor. Mungkin itu akan sangat membekas di memori mu tapi jangan sampai membuatmu fobia. Jalani saja. Kau hanya perlu lebih berhati-hati karena akan banyak orang yang kau repotkan jika kau ceroboh.     
        Patutlah bersyukur. Kau diberi-Nya orang tua yang penyayang dan teman-teman terkasih yang peduli.  Tetaplah berbaik hati meski terkadang ada hal yang membuatmu kecewa karena mereka. Lebih bijaklah lagi. Menjadi pribadi yang lebih dewasa. Lakukan yang terbaik semampu dan sebisamu.  Tetaplah bermimpi. Lanjutkan membangun impian-impian dan harapanmu karena dari mereka kau punya kekuatan untuk bangkit ketika jatuh. Cukup ini saja. Aku tahu kau penasaran apa yang akan terjadi dan bagaimana dirimu di tahun selanjutnya. Selamat datang di tahun 19 mu.
 Birthday flowers
here

Selasa, 15 Juli 2014

Insident 25 Mei

       Tanggal 25 Mei yang lalu, suatu insident terjadi dan membuat saya sadar betapa berharganya hidup. 25 Mei yang lalu, si beaty (motor saya) lecet karena kecerobohan saya. 25 Mei yang lalu, masih sangat jelas teringat saat itu saya terkapar setelah terhempas sangat keras di aspal. 25 Mei yang lalu, pertama kali dalam hidup saya rasakan yang namanya mati rasa. 25 Mei yang lalu, saya merepotkan banyak orang (lagi-lagi) karena kecerobohan saya. 25 Mei yang lalu, saya berpikir mungkin saya akan cacat, tidak bisa berjalan normal lagi. 25 Mei yang lalu, saya menangis sejadi-jadinya menahan sakit di kaki.
       Setelah insident tanggal 25 Mei itu, saya mulai mengendarai motor secara pelan, sangat hati-hati, Setelah insident itu, saya terkadang gemetar berkeringat dingin jika tanpa sadar mengendarai motor terlalu cepat.  Setelah insident itu, saya trauma sama yang namanya balapan. Setelah insident itu, saya tersadar bahwa kecerobohan saya dapat merepotkan banyak orang. Setelah insident itu, saya sangat bersyukur memilki orang-orang terdekat dan teman-teman yang peduli. Setelah insident itu, saya harus menahan rasa sakit teramat sangat di bagian kaki dan tangan selama berhari-hari.

       Insident tanggal 25 Mei itu membuat saya  merasa telah menggunakan nyawa ke-2 setelah sebelumnya pernah tersambar petir. Thank’s God. I still alive. 
Accident
here

Sabtu, 05 Juli 2014

Ketika belum dipertemukan

    Oh begini ternyata rasanya, sudah sangat berharap untuk bertemu ternyata tidak dipertemukan.
Padahal banyak yang ingin ku lakukan. Mengeluhkan tugas-tugas kuliahku yang banyak menyita waktu makan dan tidurku. Mengeluhkan mataku yang sedang sakit. Mengeluhkan badanku yang terasa semakin kurus. Mengeluhkan jadwal kuliah yang kadang tidak beres. Mengeluhkan ketidak jelasan libur.
    Begini ternyata rasanya, sudah sangat berharap untuk bertemu ternyata tidak dipertemukan.
Padahal sudah ku impi-impikan  bersandar di lengannya. Sejenak saja untuk bermanja-manja di sana. Menanyakan kabar mama, heru. Menanyakan keadaan rumah yang kian sepi. Menanyakan tanaman-tanaman  pot mama yang kadang tidak terurus. Menanyakan pohon pepaya di depan rumah yang terakhir ku lihat hampir setinggi bahuku.
Ayah, kangen T.T
我的首页 新浪微博-随时随地分享身边的新鲜事儿
here


note : Setelah beberapa hari tulisan ini baru sempat terpost. Setelah bertemu ayah juga. :D

Senin, 26 Mei 2014

Travel the world

Seperti biasa, ia menghentikan langkahnya setiap melewati tempat ini kemudian berbelok  mendekati globe besar yang terpajang di sudut ruangan. Aku mengekor di belakangnya. Ku biarkan Ia menatap puas setiap sisi benda biru itu. Senyumnya mengembang. Aku tau ada ide menyenangkan kini bersarang di kepalanya. Ia menoleh. Memberiku isyarat untuk mendekat.

“Tempat mana yang ingin kau kunjungi?”  Tangannya kini asyik memainkan globe itu. Membiarkannya berputar kemudian menotok satu titik sehingga membuat putarannya terhenti.

“Kau ingin ke sini?” Kulirik telunjuknya. Jepang.

“Atau ke sini?” Ia memutar globe itu lagi. Menghentikannya. Memutar lagi. Menghentikannya lagi.

Ku lirik senyumnya yang masih mengembang. Terlalu bersemangat pikirku. Salah satu alasan yang membuatku selalu merasa nyaman di dekatnya. Ia pemimpi besar. Membuatku merasa seolah-olah telah memiliki segalanya.

“Hei kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya tiba-tiba mengagetkanku.

“Nggak kenapa-napa”. Jawabku tersipu. Ku alihkan pandanganku kembali menatap globe itu.

“Aku ingin mengunjungi tempat ini”. Tuturnya kemudian kembali sibuk memutar globe. Kali ini putarannya tidak lagi dihentikan. Ia terdiam cukup lama menunggu globe itu berhenti berputar.

“Aku ingin mengunjungi semuanya. Mengunjungi setiap tempat-tempat yang indah. Melihat pemandangan yang menakjubkan di seluruh penjuru dunia”. Ku alihkan pandanganku menatapnya. Ku lihat ia tampak serius. Ia bergeser membuat celah diantara kami semakin tipis.
“Kamu mau kan ikut denganku ?”. Tanganku kini digenggamnya erat. Ku rasakan ada keinginan kuat di sana. Tulus. Ia kini menatapku. Menunggu jawaban.

Aku tersenyum mengangguk.

“Aku selalu ingin menjadi bagian dari setiap mimpi yang kau untai. Meski tak pernah berkomentar banyak, mimpi-mimpi itu selalu ku simpan baik. Menjadikanku lebih hidup. Ke mana pun tempat yang ingin kau kunjungi, Aku berharap selalu ada aku di sana. Menikmati semuanya bersamamu. Terimakasih untuk kamu yang telah menjadi dan memberiku dunia. Aku benar-benar hidup di sana".

🌍
here

Kamis, 22 Mei 2014

Sedikit tentang Ikal dan A Ling

Pernah baca buku Andrea Hirata, Laskar pelangi? Atau nonton movienya?
Ada scene yang sangat lucu menurutku ketika Andrea menuliskan tentang Ikal  jatuh cinta pada A Ling, Perempuan Tionghoa yang lebih tinggi darinya. Sepemahamanku, saat itu Ikal yang masih polosnya di minta oleh  guru  (lupa nama gurunya. Bu Mus, kalo tidak salah.) pergi mengambil kapur untuk dipakai menulis di papan. Menggunakan sepeda menempuh jarak sekian kilo, bersama Lintang, Ikal pun sampai ke toko milik orang Tionghoa. Selanjutnya saya masih lupa-lupa ingat.
Potong scene nya saja ya, to the point.
Ketika dari bilik sebelah A Ling menyodorkan kapur tulis sesuai permintaan Ikal. Tiba-tiba saja suasananya berubah jadi slow.. slow motion. Ikal terpana melihat tangan yang menyodorkan kapur tulis itu. Dishootnya si kameramen jemari A Ling yang indah, lentik nan lembut itu. Terlihat Ikal termangu. Efek cahaya kamera menggambarkan suasana romantis. Ada bunga tapak dara (kalo tidak salah)  yang bertebaran di sekitar ikal. Ikal tersenyum sumringah melihat bunga-bunga yang muncul tiba-tiba itu. Ikal jatuh cinta! Jatuh cinta hanya dengan melihat jemari lentik A Ling. Hari-hari berikutnya pun Ikal rela diminta untuk mengambil kapur ke toko ayah A Ling. Bahkan ketika persediaan kapur di kelas masih banyak, Ikal menyelundupkan kapur-kapur itu agar diminta oleh Bu Mus ke toko ayah A Ling untuk mengambil kapur lagi. Atau untuk melihat jemari lentik A Ling lagi lebih tepatnya.
Saat itu aku hanya tertawa. Ada-ada saja si Ikal ini. Masa cuma melihat jemari lentik A Ling begitu bisa bikin bunga tapak dara berkeliaran di sekitarnya. Bisa membuatnya berbunga-bunga. Namun seiring waktu, entah beberapa waktu yang lalu hal yang menurutku hampir sama, terjadi padaku. Tanpa ku sadari, ada perasaan aneh  ketika tak sengaja ku lihat sosok seseorang itu. Hanya melihatnya dari belakang saja, melihat punggung kecilnya. Ohhmeen... Ada sesuatu yang tak ku mengerti terjadi setiap ku tatap sosoknya meski hanya dari belakang. Menatap punggungnya kecilnya yang kurus.
 Mungkin seperti yang dirasakan Ikal ketika melihat jemari lentik A Ling. Atau mungkin.. Ahh entahlah. Aku  juga tidak mengerti. Am I falling in love? Hahh no.. noo. It just proud feeling I think..Sejenis kagum pada pemilik punggung kecil itu.
Ekspresi Ikal ketika melihat jemari lentik A Ling.  There are many flower turn up surround him. Romantic moment.

Selasa, 15 April 2014

Terikat


 
Aloohaaa. 
  In this moment I will tell you about.. mm apa ya. In bahasa aja deh ngomongnya :D 
Saya akan membahas sedikit tentang kata "TERIKAT". 
   Terikat? Do you know about that? Seperti mengikat tali mungkin? ataukah mengikat hati? Hahah. Well, focus. Terikat menurut saya disini adalah suatu sikap dimana seseorang menjadi bergantung pada orang lain. Ya bisa dikatakan sikap saling bergantung atau saling mengandalkan. Kalau di biologi dibahasakan dengan istilah simbiosis dimana simbiosis ini terbagi menjadi 3 yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensialisme dan simbiosis parasitisme. (Hahhaha)
  Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial memang tidak bisa memungkiri untuk tidak perlu saling berinteraksi. Mau tidak mau kita harus berinteraksi, menjalin hubungan dengan orang lain untuk kelangsungan hidup. Terkait dengan pembahasan awal saya tadi, Terikat. Menurut saya terikat dengan seseorang merupakan suatu tindakan yang sangat beresiko. Nah loh kenapa? Lah iya, dengan terikat oleh seseorang kita akan punya peluang untuk merasa kecewa. Kecewa jika terlalu mengandalkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang harus sesuai keinginan kita. Apalagi jika sudah  saling terikat sampai ke bagian spesifik. Bagian intens. Bagian sakral yaitu hati. (Ya elaah)
  Saling terikat soal hati betul-betul bukan perkara mudah. Serius. Oiya saya pernah menonton suatu drama dan saya menangkap kalimat seperti ini "Jangan saling terikat dengan orang yang akan pergi". Saya sangat setuju dengan hal itu kemudian saya flashback ke masa lalu dan saya mendapatkan episode suram di sana. Maka kemudian sekarang saya berpendapat "akan pergi ataupun tidaknya seseorang, tetap jangan saling terikat. Tidak menjamin ia akan tinggal. Sama sekali tidak menjamin".

Here