Tubusss

Selasa, 31 Desember 2013

Happy New Year!!!


Pukul 00:09 WIB. Berarti sudah masuk 1 Januari pemirsa. 2014 hellowwww...
Kembang api di luar masih bergemuruh. Jadi bikin kangen suasana rumah. :( Nggak pulang karena masih kuliah. Liburnya cuma sehari. Tadi habis telponan sama orang rumah. Semuanya kumpul kecuali saya.. hueehh nasib merantau di tempat orang.
Dari pada beratap tangis karena ketidak pulangan, mending mulai planningkan buat 2014 ini. Ada banyak planning pemirsa. Ini itu anu.... Semoga di tahun ini lebih baik lagi. Belajarnya, kuliahnya, kerjanya sama mm ketemu hal-hal baru. Semoga lebih bisa ngontrol emosi dan semoga semoga semoga.. AAMIIINN.
Sebelum closing mau bilang So grateful for 2013. Makasih 1 tahunnya Ya Allah. Saya belajar banyak hal. Makasih untuk keluarga yang sayang sama saya. Teman-teman yang peduli sama saya, saya banyak belajar dari kalian:') dan buat mereka yang sudah sabar menghadapi ketidaksabaran saya. Juga buat siapapun yang telah menginspirasi saya.. yang tidak bisa saya rincikan satu persatu. Semoga di tahun ini kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi. *big hug ({})
Duarrrrr duwaaarrrrrduuwaaaaaaarrrr. #Efek kembang api XD HAPPY NEW YEAR. 2014 be Nice :')
2013 & 2014 | via Facebook
here

Rabu, 25 Desember 2013

Lelaki Pencemburu

'    'Katakan kau di mana. Aku akan segera ke sana. Sekarang aku benar-benar sangat merindukanmu'
   Suara di seberang sana terdengar berat. Terburu-buru. Setelah menyebut nama taman tempatnya berada sambungan telepon terputus. Ia menarik nafas sedalam-dalamnya membiarkan rongga dadanya dipenuhi oksigen kemudian menghembuskannya perlahan. Suara lelaki yang baru saja didengarnya itu membuat gemuruh kecil di dadanya. Lelaki itu. Lelaki yang hampir dua pekan terakhir ini banyak menyita waktunya untuk berharap bertemu. Lelaki yang ditunggui untuk datang padanya memberi pelukan hangat. Lelaki yang tiba-tiba tidak menghiraukannya sejak dua pekan lalu. Lelaki pencemburu.
   Hari itu, dua pekan yang lalu Ia tak datang menemui lelaki yang sudah menunggunya di tempat favorit mereka. Hari itu, mereka janjian bertemu. Ia yang memiliki banyak hal yang harus diselesikan tidak menepati janjinya menemui lelaki itu. Lelaki yang sudah menunggunya hampir semalaman itu pulang dengan rasa kecewa yang memenuhi rongga dadanya.
   Lama termenung Ia baru menyadari Lelaki yang ditungguinya telah datang dan kini berdiri sekitar 3 meter di hadapannya. Lelaki itu terdiam menatapnya lekat. Terlihat berantakan. Garis bawah matanya gelap. Sendu. Tiba-tiba lelaki itu melangkah mendekatinya dan kini memeluk tubuhnya erat. Ia merasakan napas lelaki itu berat tak beratur.
  ‘Kau kemana saja. Aku tidak dapat melalukan segala sesuatu dengan baik tanpamu. Aku kesepian’.
Ia membenamkan wajahnya dalam pelukan lelaki itu. Dipeluknya erat tubuh beraroma maskulin itu. Wajahnya terasa panas berusaha menahan air matanya tidak jatuh.
  ‘Bagaimana bisa kau membiarkanku diam dan tidak menghiraukanku sama sekali’. Lelaki itu berbisik tertahan. Ia melonggarkan lingkaran tangannya dari tubuh lelaki itu.
   'Tugas kantor.. Tak perlu kau ucap, aku tahu itu alasanmu’. Lelaki itu seperti membaca pikirannya. Ia merasakan kembali  tubuhnya ada dalam pelukan lelaki itu.
   ‘Aku cemburu dengan tugas kantormu itu. Kau bahkan tak punya banyak waktu untukku’.
‘Tak apa. Yang terpenting sekarang kau sudah di sini. Jangan seperti itu lagi atau kau akan melihatku betu-betul kacau’. Tubuhnya kini benar-benar hangat dalam pelukan lelaki itu. Lelaki yang sangat Ia rindukan.

here


Minggu, 01 Desember 2013

Perempuan di Seberang jalan

... Dan aku melakukannya lagi. Memandangi tiap gerak-gerik perempuan di seberang jalan itu. 
     Pukul lima sore. Akhir-akhir ini aku sengaja pulang kantor di awal waktu untuk singgah di cafe ini, untuk mengstalk perempuan di seberang jalan itu lebih tepatnya. 
     Pukul lima sore. Perempuan di seberang jalan itu keluar dari toko bunga tempat kerjanya. Rambut kusutnya tergerai  melindungi setengah bagian wajahnya. Perempuan di seberang jalan itu berhenti di depan toko menghadap ke jalan. Matanya sayu dengan tatapan kosong. Garis bibirnya datar. Ada kepedihan yang dialami perempuan di seberang jalan itu. Ya kepedihan yang seharusnya tidak Ia rasakan karenaku. 
     Pukul lima sore. Seharusnya aku menjemputnya di sana. Membelai rambutnya, menggenggam tangannya  menikmati senja sore ini dan bercerita tentang cinta di sepanjang jalan pulang seperti dulu.
      Pukul lima sore ini seharusnya Ia masih menjadi perempuanku. Tak seharusnya Ia kuabaikan. Salahku mendiamkannya membuatnya merasa sendiri. Harusnya ku usap butiran air yang keluar dari matanya kemarin ketika Ia bertanya tentang perubahan sikapku yang mulai mengacuhkannya. Aku memiliki perempuan lain pikirnya. Padahal Aku hanya merasa jenuh saat itu. Hanya ingin sendiri.
      Perempuan di seberang jalan itu. Kini aku merindukannya teramat sangat. Ingin ku genggam tangan lembutnya dan merengkuh tubuh kecilnya dalam dekapanku. Perempuan di seberang jalan itu akan ku yakinkan kembali hanya dia perempuanku. 

Sweet couple