Hai kau, apa kabar?
Masih terlalu sibuk
untuk bisa merasakanku menunggumu?
Masih seperti yang
dulu. Ketika fajar tiba aku menungguimu di balik jendela kamarku. Menunggumu dataing
sebelum tugas-tugas kuliahku yang banyak itu lebih dahulu menyita waktuku. Merasakan setiap celah tubuhku dicumbuimu. Aku
menungguimu bisa merasakan kehadiranku. Kau tahu itu? Tentu tidak, aku tahu.
Kau terlalu sibuk dan aku terlalu kecil untuk bisa kau anggap ada.
Hei terima kasih
untuk setiap pagi yang cerah. Untuk setiap cumbuan hangatmu. Ada semacam
sensasi setiap kau lakukan itu. Membuatku bersemangat setiap paginya. Kau tahu
yang satu ini?
Tunggu dulu, ada
yang lupa kusampaikan. Akhir-akhir ini seorang teman sering protes ketika aku
menunggumu dibalik jendela kamarku dan itu membuatku tidak nyaman, kau tahu
itu. Menjengkelkan sekali. Mengganggu ritual pagiku. Menutup jendela kamarku
seenaknya saja dan membuatku kesal karena hanya bisa merasakan kau mencumbuiku hanya
sebentar saja. Tak selama biasanya.
Tunggu dulu. Kenapa tiba-tiba
bicara tentang dia? Ah. Lupakan. Aku hanya ingin bicara tentang kita saat ini. Intim
hanya kita berdua. Aku berharap selalu bisa menungguimu dibalik jendela kamarku
setiap sebelum datangnya fajar. Selalu bisa merasakan hangat cumbuanmu itu seperti
saat ini.
Hari ini, esok dan
seterusnya.
Teruntuk kamu. Selamat pagi, Matahari..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar