Akan
ku ceritakan sedikit tentang lelaki buta yang tengah duduk di sampingku. Lelaki
yang sedang bercerita tentang bulan jatuh cinta pada matahari. Lelaki
ini, dia telah membaca banyak buku dan melihat segala sesuatu dengan baik
sebelum penglihatannya hilang kendali. Diagnosa awal dokter hanya rabun. Tapi
tak berlangsung lama Ia tak bisa melihat apapun dengan jelas meski jarak jauh
atau pun dekat. Kata dokter hal ini disebabkan karena Ia tidak melakukan
pengobatan dengan baik. Setelahnya kudapati Ia hilang asa. Hidupnya tak
bersemangat. Depresi berat. Seperti setengah hidupku ikut luruh seketika. Ia,
matahariku yang pernah bersinar menjelma menjadi redup. Suram. Aku hampir mati
rasa karenanya. Maka ku bentengi diriku. Ku coba memberi asa meski tak mudah. Berharap
matahariku dapat kembali bersinar. Dan lihatlah Ia sekarang. Ia telah keluar
dari kungkungan gelapnya setelah sebelumnya hampir membawaku jatuh terpuruk.
Sekarang meski tanpa melihat iya tetap mengoceh riang tentang berbagai hal yang
pernah ia baca, tentang segala sesuatu yang pernah ia lihat dan tersimpan baik
di memorinya. Selalu begitu, Ia mampu menjabarkan dengan baik. seperti ada film
yang sedang berputar di kepalanya. Meski buta, lelaki itu selalu mampu membuatku takjub. Ia mampu membawaku melihat dunia. Membawaku melihat angkasa. Bagiku, matanya yang tak melihat itu tetap
sama. Aku menemukan dunia di sana.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar